![]() |
Esok Ujian Yah?? Belajar Ah.. |
Hari ini panas banget rasanya, keringat mengalir kesabagian tubuh gue, setelah kemaren hujan lebat mengguyur kota Banjarmasin.
Emang benar yah, Tuhan menciptakan semua yang berada didunia ini selalu berpasang-pasangan. Seperti halnya siang berganti malam, kadang susah kadang senang, kadang seseorang mengalami musibah kadang juga bertawa ria. Namun itu semua gak patahkan semangat gue buat ngeblog.
Dalam kehidupan ini, entah sadar atau enggak manusia seringkali mengerjakan sesuatu dalam waktu yang kepepet, terburu-buru, atau bahkan terpaksa karena harus segera diatasi. Tak terkecuali bagi gue yang saat ini sedang merantau di Banjarmasin. Gue sering banget ngerjain sesuatu pada waktu yang kepepet. Dari situlah muncul ide untuk membahas "kepepet" ini lebih jauh.
Oke, lansung aja yah
Perkenalkan, gue Robianus Supardi, satu-satunya calon guru yang paling gak bisa bahasa inggris sejagat raya. Dari semenjak gue masih SMP sampai sekarangpun udah semester lima, tetap aja buta bahasa yang menurut gue kampret. Bahasa inggris. Gimana gak kampret, tulisannya lain bacanya lain. School kok dibaca skul, gimana gak kampret coba? Itu sebabnya, gue gak pernah komentar kalau ada postingan dari teman-teman yang make bahasa inggris. Gue nggak tau apa memang mereka benar- benar lihai dalam bahasa inggris atau jangan- jangan translet dulu baru diposting. Entahlah, hanya mereka yang tau.
Gue merupakan tipikal orang yang suka banget menunda sesuatu, apapun itu. Banyak pertimbangan ketika gue ingin mengerjakannya. Berada diantara apakah gue harus mengikuti teori ini atau itu, begitu juga dalam hal mengerjakan tugas, selalu mengerjakan satu hari sebelum hari H. Ketika sampai waktunya harus mengerjakan itu, barulah gue otak-atik apa yang akan gue kerjakan.
Contohnya dalam hal mengerjakan tugas, gue suka banget
menunda, karena ternyata bagi sebagian orang khususnya gue " kepepet itu merupakan anugrah." Gue mangatakan ini karena gue pernah
ngalaminya "ketika gue mengerjakan
sesuatu pada waktu yang mepet, pasti gue bisa menyelesaikannya." Namun, tanpa
harus mempertimbangkan apakah hasilnya
benar atau salah, karena benar tidaknya masalah kedua buat gue. Yang terpenting gue bisa menyelesaaikannya.
Gue masih ingat waktu presentase makalah beberapa minggu yang lalu. Entah kenapa pas maju di depan kelas, otak gue mendadak encer. Soal yang
sulit bila dikerjakan di rumah berubah
jadi mudah. Bukannya gue sok pintar atau apalah, tapi itulah kenyataannya. Mungkin diantara kalian juga pernah ngalamin kayak ginian. Gue bingung, Apa
memang semua yang berada didunia ini bila dikerjakan karena kepepet pasti
bisa? Entahlah. Ini salah satu alasan kenapa
setiap kali gue ngerjain tugas selalu satu hari sebelum hari H.
Pernah juga waktu gue masih bekerja disawit, gue disuruh mandor gue menyiram sawit satu hektar dalam waktu satu jam. Biasanya dalam waktu segitu gue hanya bisa menyelesaikannya hanya setengah, tapi kali itu beda. Gue menyelesaikannya tepat sesuai waktu yang diberikan. Mandor gue menyuruh kayak gitu, karena hari sebelumnya gue kedapatan gak menyiram beberapa sawit, dan sebagai sanksinya gue harus menyiram satu hektar sawit sekaligus, plus dijaga lansung sama mandornya. Kesalahan itu gue lakukan bukan karena sengaja, tetapi badan gue lemah banget karena paginya gue lupa makan. Terpaksa gue harus menyelesaikan kerjaan gue yang seharusnya dilakukan hari itu terpaksa dilakukan esoknya. Hebatnya, ketika gue dijaga lansung sama mandornya malah hasilnya bagus, ketimbang gue kerja tanpa dijaga.
Oh ya, sekedar info, disawit itu biasanya sekitar jam 11-an keatas merupakan waktu dimana sebagian karyawan malas bekerja, sebab harinya panas banget plus lapar. Itulah yang gue alamin waktu itu. Jadi, jika diantara kalian sewaktu-waktu bekerja disawait dan jadi mandor, jangan sekali- sekali nyuruh karyawan kereja secara paksa, jangan sampe karyawan ngamok dan melakukan aksi yang anarkis. percaya deh sama gue.
Kembali ke topik.
Kepepet itu jika dianalogikan, menuurut gue seperti saat seseorang yang hendak melakukan perjalanan keluar kota dengan menggunakan taksi. Awalnya memilih taksi yang paling bagus diantara semua taksi yang menuju kearah yang dimaksud. Taksi pertama menawar agar mengikti taksi itu, tapi malah diabaikan dan menolak tawaran tersebut dengan alasan masih ada taksi yang lain. Taksi kedua masih juga menggunakan alasan yang sama, begitu seterusnya, sampe pada gliran taksi terakhir dan gak ada taksi lagi yang lewat dan yang terakhir itu malah yang paling buruk, dengan terpakasa harus mengikuti taksi itu, ketimbang gak jadi pergi.
Itulah sebagian pengalaman yang gue rasakan selama berada di tanah rantauan, selalu mengidolakan kepepet. Tapi ingat, kepepet juga kadang-kadang ada sisik buruknya loh. Contohnya kayak gue tadi, mengerjakan tugas satu hari sebelum hari H. Memang bisa diselesaikan, tapi gak menutup kemungkinan hasilnya gak sesuai dengan yang diharapkan.
Segitu dulu postingan gue, jangan lupa komentarnya yah..
Pernah juga waktu gue masih bekerja disawit, gue disuruh mandor gue menyiram sawit satu hektar dalam waktu satu jam. Biasanya dalam waktu segitu gue hanya bisa menyelesaikannya hanya setengah, tapi kali itu beda. Gue menyelesaikannya tepat sesuai waktu yang diberikan. Mandor gue menyuruh kayak gitu, karena hari sebelumnya gue kedapatan gak menyiram beberapa sawit, dan sebagai sanksinya gue harus menyiram satu hektar sawit sekaligus, plus dijaga lansung sama mandornya. Kesalahan itu gue lakukan bukan karena sengaja, tetapi badan gue lemah banget karena paginya gue lupa makan. Terpaksa gue harus menyelesaikan kerjaan gue yang seharusnya dilakukan hari itu terpaksa dilakukan esoknya. Hebatnya, ketika gue dijaga lansung sama mandornya malah hasilnya bagus, ketimbang gue kerja tanpa dijaga.
Oh ya, sekedar info, disawit itu biasanya sekitar jam 11-an keatas merupakan waktu dimana sebagian karyawan malas bekerja, sebab harinya panas banget plus lapar. Itulah yang gue alamin waktu itu. Jadi, jika diantara kalian sewaktu-waktu bekerja disawait dan jadi mandor, jangan sekali- sekali nyuruh karyawan kereja secara paksa, jangan sampe karyawan ngamok dan melakukan aksi yang anarkis. percaya deh sama gue.
Kembali ke topik.
Kepepet itu jika dianalogikan, menuurut gue seperti saat seseorang yang hendak melakukan perjalanan keluar kota dengan menggunakan taksi. Awalnya memilih taksi yang paling bagus diantara semua taksi yang menuju kearah yang dimaksud. Taksi pertama menawar agar mengikti taksi itu, tapi malah diabaikan dan menolak tawaran tersebut dengan alasan masih ada taksi yang lain. Taksi kedua masih juga menggunakan alasan yang sama, begitu seterusnya, sampe pada gliran taksi terakhir dan gak ada taksi lagi yang lewat dan yang terakhir itu malah yang paling buruk, dengan terpakasa harus mengikuti taksi itu, ketimbang gak jadi pergi.
Itulah sebagian pengalaman yang gue rasakan selama berada di tanah rantauan, selalu mengidolakan kepepet. Tapi ingat, kepepet juga kadang-kadang ada sisik buruknya loh. Contohnya kayak gue tadi, mengerjakan tugas satu hari sebelum hari H. Memang bisa diselesaikan, tapi gak menutup kemungkinan hasilnya gak sesuai dengan yang diharapkan.
"So, gunakanlah waktu kepepet itu jika memang harus, jangan sampai keterusan, entar malah ikut-ikutan kayak gue yang selalu membiarkan suatu masalah diselesaikan secara kepepet "
Segitu dulu postingan gue, jangan lupa komentarnya yah..