Senin, 05 Maret 2012

IBU


Dengan segala usaha
Terlintas dijiwa
Menumbuh dalam raga
Darahku mengalir darahmu
Tak terhapus dari memori
Semua yang di alami
Suka duka terlewati
Kau ulurkan segenap cinta
Angin sampaikan salamku kepadanya
Aku yang selalu rindu belalaian
Entah berapa tetesan air mataku
Bermanja padanya
Aku yang banyak meminta
Membuatnya tak tidur
Namun engkau tetap sabar menerimaku
Surga dibawah telapakmu
Tak kupungkiri itu
Kasih tak terhingga sepanjang masa
Tuhan kupinta………..
Berikan umur yang panjang
Agar kudapat membalas
Sedikit kepadanya
Dengan segenap kasih dan cinta

CITA-CITA


Menatap kedepan
Lewati dinding perjuangan
Tinggalkan gensi
Demi sebuah mimpi
Menatap kedepan
Meski penuh tanda Tanya
Lawani nafsu
Meskipun sulit
Runtuhkan ego
Sekeras apapun
Bila tak kuasa
Minta petunjuk pada pencipta
Terus berjuang
sebelum matahari tenggelam
Bulatkan tekad
Demi satu tujuan
Yakinkan semua
Pasti diberi jalan
Demi harapan yang tertunda

Kampung Halaman


Coal tanahku, Coal desaku dimana tuhanku menitipkan aku. Coal merupakan sebuah tempat dimana aku dilahirkan. Disana terdapat berbagai keindahan alam, serta kebiasaan-kebiasaan yang diwariskan oleh nenek moyang kami dan kebiasaan tersebut masih merekat dan akan terus dilestarikan oleh generasi –generasi berikutnya baik sekarang maupun masa yang akan datang.
Desaku terletak di Indonesia yang paling terpencil yaitu di desa Coal kecamatan Kuwuh Kabupaten Manggarai Barat yang beribukotakan Labuan Bajo.
15 tahun yang lalu desaku mengalami keguncangan dimana terjadinya perang dengan desa tetangga, tepatnya pada Agustus 1996. Ketika itu saya masih berusia enam tahun, perasaanku sangat sedih walaupun pada waktu itu saya masih kecil tapi saya bisa merasakan apalagi halaman rumahku bermandikan darah, dimana …………..dimana kedamaian desaku.
Terjadinya kekacauan tersebut berawal dari ingin memperebutkan warisan yang diwaris oleh nenek moyang kami, sukurlah semua itu tidak berlangsung lama karena setelah itu tidak terjadi lagi sampai sekarang.
Tanah kelahiranku mempunyai tarian yang sangat menarik, namanya “Tarian Caci”. Tarian ini biasa dipentaskan pada saat apabila seseorang telah berhasil atau sukses, baik dalam bidang bisnis, pendidikan maupun bidang yang lain.
Desaku nan indah yang penuh dengan kisah-kisah menarik, bayangmu selalu terukir di benakku walaupun sekarang hanya tinggal memori yang tak akan pernah hilang dari ingatanku, karena sebenarnya saya meninggalkan tanah kelahiranku sejak tiga tahun yang lalau untuk mengejar angan yang telah lama saya impikan.
Berat rasanya meninggalkan kampung halaman, sanak saudara, kasih tersayang tapi semua harus saya lewati demi masa depanku. Kicaunya suara burung dipagi hari kini tidak terdengar lagi, segala kenangan yang telah saya lewati bersama teman-teman akan selalu terukir dalam pikiranku sampai nanti aku kembali.

Apa dan Siapa Diriku

-->
Saya lahir 21 tahun yang lalu di Flores, NTT, tepatnya pada tanggal 25 Juli 1990. Saya merupakan anak ke-6 (enam) dari 6 bersaudara, karena saya anak bungsu saya seringkali dimanjain sama kedua orang tua, maka dari itu terkadang kakakku merasa dinomorduakan oleh Bapak dan Ibu.
Saya hanyalah anak dari seorang petani yang hari-harinya bekerja sebagai petani kopi. Bapakku bernama “Petrus Jemadi” dan ibuku bernama “marta manus”.pada saat saya berumur 4(empat) tahun ibuku meninggal,dan bapakku nikah lagi sehingga saya mempunyai ibu tiri bernama” Katarina Dinal”.
Sejak kecil hingga usia 6 tahun saya mempunyai kebiasaan buruk yaitu saya seringkali terlambat bangun pagi. Tibalah saatnya saya berusia 7 tahun dan saat itu pula merupakan saatnya untuk mulai sekolah dasar (SD).
Hari pertama saya masuk sekolah, saya merasa sulit untuk bangun karena terbiasa dengan kebiasaanku yang lama, setelah kujalani dan beriringnya waktu ternyata kebiasaan tersebut dengan sendirinya hilang setelah belajar selama 6 tahun akhirnya saya lulus SD tahun 2003.
Saya masuk sekolah menengah pertama (SMP) pada tahun 2004. Pada saat itu saya jarang masuk sekolah karena sering sakit. Oleh karena itu nilai raport pun banyak angka merah. Tiga tahun berlalu saya kemudian lulus SMP pada tahun 2006. Setelah beberapa bulan kemudian saya langsung mendaftar di salah satu Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) namanya SMEA Widia Bhakti Ruteng – Flores NTT. Hari terus berganti tanpa terasa saya mengikuti ujian naik kelas II SMA. Pada saat itu saya baru petama kali merasakan yang namanya bercinta.
Saya menyukai teman sekelas saya sejak kelas I, tapi karena waktu itu masih melekat yang namanya sifat malu sehingga saya menahan rasa yang saya miliki. Usiapun bertambah satu tahun, perasaan malu yang aku miliki mulai berkurang.
Hari pertama masuk kelas II perasaanku sangat senang karena pada sore hari tepatnya pukul 03.00 sekolah kami mendapatkan studi sore.
Sepulangnya aku dari sekolah saya bersama teman-temanku berkumpul di kost, tiba-tiba muncul sosok wanita yang sudah lama aku dambakan. Akupun terkejut….!! Ternyata dia mengajak aku pergi bersamanya untuk belajar sore. Kesempatan itu tentu saya tidak lewatkan begitu saja, sayapun bergegas dan beranjak pergi.
Waktu itu perasaanku tidak dapat ditahan lagi. Saya bahagia karena ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan dan wanita yang sudah lama aku dambakan tenyata mau jadi pacarku. Saya tersenyum sendiri dan berkata dalam hati “benar kata orang ternyata masa masa SMA merupakan masa yang paling indah”.
Waktu terasa berlalu dengan cepat saya kemudian mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN). Itu berarti tinggal beberapa bulan lagi saya akan berpisah dengan pacarku, Karena itu hampir setiap minggu kami berkencan dan hubungan kami pun semakin romantis, kami menjalankan itu semua karena kami berpikir tidak lama lagi kami berpisah. Itu pasti sangat menyedihkan dimana saya harus berpisah dengan kekasih yang sangat aku sayangi. Aku berdiam diri dan salah satu temanku menghampiriku dan berkata “dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan“ hal itulah yang membuat perasaanku semakin sedih.
Tanpa terasa 3 tahun lamanya telah saya lewati dan tibalah saatnya saya harus berpisah dengan keksihku.
Sore itu kira-kira menunjukkan pukul 04.00 saya berkunjung kearah orangtuanya untuk mohon pamit karena saya harus pulang kampung halaman dan ternyata pertemuan tersebut merupakan pertemuan untuk pertama dan terakhir kali, sambil memegang tangannya dan air mata pun menetes di wajahku sambil berkata “selamat tinggal kekasihku…….
Saya berdiam diri dan sejenak berpikir “seandainya waktu dapat berputar kembali akan ku ulangi segala kenangan yang telah saya lewati bersama kekasih dan sahabat-sahabatku, tapi karena waktu tak dapat berulang kankujadikan itu semua nostalgia dimasa belajarku dulu……..amin.
Beberapa bulan kemudian saya merantau di Kalimantan dan sekarang saya kuliah di STKIP PGRI Banjarmasin.